Metode rating White (1967) berprinsipkan:
•Rating dengan angka yang rendah untuk bodi yang
memiliki good flow quality,
•Detail bodi
yang berpotensi merusak flow quality diberikan
poin tambahan.
Coefficient of drag, CD, berbasiskan metode rating dari White (1967), sehingga dirumuska dengan
Meskipun metode rating ini tidak cocok diterapkan pada
mobil-mobil modern (karena error yang cukup
besar), namun metode ini memberikan gambaran mengenai bagian-bagian dari mobil
yang berpengaruh besar pada drag.
Metode
optimisasi detail bodi dikembangkan di TU Braunschweig dan TU Darmstadt, Germany oleh Hucho, Janssen,
dan Emmelmann pada 1970-an.
Diawali
optimisasi detail bodi pada mobil VW Scirocco I dan VW Golf
(Rabbit) I.
VW Scirocco I
VW Golf
(Rabbit) I
Titik
pijak metode optimisasi detail bodi:
Stylistic design dari detail (radius, curvature, taper, spoiler, dll) dimodifikasi
untuk mencegah atau mengontrol separasi aliran sehingga drag dikurangi.
Metode
optimisasi detail bodi yang dikembangkan oleh para insinyur Jerman cukup powerful.
Metode
ini terbukti ampuh mereduksi CD VW
Scirocco I dari
0.50 menjadi 0.41 (menyamai CD Opel GT
dengan konsep streamlining).
Pada
waktu itu, umumnya mobil memiliki CD = 0.40. Upaya untuk
mereduksi CD < 0.40 masih sukar tercapai. Sehingga, metode
optimisasi detail bodi sangat berguna untuk mereduksi CD
mobil > 0.45 (misal: Fiat 126 Bambino).
Fiat 126 Bambino
Metode
optimisasi detail bodi tidak dapat digunakan untuk mengurangi CD
mobil sampai kurang dari 0.40.
Untuk
menghasilkan CD < 0.40 dibutuhkan more advanced techniques (interactive
shape optimization).
Selanjutnya,
metode shape
optimization
adalah dengan bodi yang memiliki extremely low drag dan kemudian
dikonversikan menjadi real car dengan low drag.
Berbeda
dengan metode optimisasi detail bodi, metode optimisasi bentuk bodi berpijak
pada bodi dengan low drag yang kemudian dikonversikan menjadi real
car melalui penggunaan
teknik optimisasi step by step.
Metode
optimisasi bentuk bodi dikembangkan di TU Braunschweig, Germany oleh Hucho mendekati akhir 1980 yang dilanjutkan oleh
Bucheim dkk pada awal 1980-an.
Contoh
terkenal dari penggunaan metode optimisasi bentuk bodi adalah Audi
100 III (dengan CD =
0.30).
Audi
100 III
Optimisasi
bentuk bodi terus dikembangkan sampai sek`rang ini. Kekurangan dari metode
optimisasi detail bodi dapat diperbaiki oleh metode optimisasi bentuk.
Sebagai
contoh, Mercedez
Benz 230 E dengan CD =
0.29 – 0.30 (diproduksi pada era akhir 1990-an).
Mercedez Benz 230 E
Selama
kurun waktu 1990-an sampai 2000-an, para desainer otomotif terus mempertahankan
optimisasi bentuk bodi dengan semakin meninggalkan kontur bodi konservatif
menjadi kontur bodi yang smooth.
Sebagai
contoh Honda
Genio Civic dengan
CD =
0.32 (diproduksi 1992).
Honda
Genio Civic
Pergantian
millenium, dimulai periode 2000-an sampai sekarang, para desainer otomotif
semakin berani memaksimalkan optimisasi bentuk dengan menghasilkan desain bodi
yang semakin membulat. Bahkan, konsep desain “Kamm-back” (akhir 1940-an) sangat menginspirasi.
Sebagai
contoh, Toyota
Kijang Innova dengan
CD =
0.30 (diproduksi 2004).
Dimensi
utama kelompok mobil penumpang Eropa ditentukan berdasarkan ukuran mesin,
ukuran drive
train, dan kesediaan ruang
untuk passengers dan volume dari bagasi.
Hal ini juga berlaku untuk mobil Jepang. Namun tidak berlaku untuk mobil
Amerika.
Akhirnya,
Amerika juga mengikuti tren di Eropa dan Jepang dengan memberlakukan program “down-sizing” bodi.
Namun,
proporsi utama dari bentuk bodi sedikit berbeda di antara mobil Amerika, Eropa,
dan Jepang.
Untuk
mobil penumpang, dilihat dari kerb weight dan perubahan dimensi
selama 20 tahun, panjang, lebar, dan jarak wheelbase cenderung tetap sama.
Namun,
ketinggian cenderung berkurang secara kontinyu untuk mobil penumpang.
Berpegang
pada prinsip dasar aerodinamika otomotif, frontal area digunakan untuk
menentukan ukuran sebuah mobil agar ukuran mobil sesuai dengan konsumsi bahan
bakar yang hemat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar